Browsing Category

Sepotong Ilmu

Sepotong Ilmu

Apa paling penting dalam hidup?

Kala TP Rachmat Minder dengan Nadiem Makarim

Siapa yang tidak kenal dengan Theodore Permadi Rachmat. Konglomerat kelahiran Majalengka tersebut memang sudah tidak diragukan lagi kelihaiannya dalam berbisnis. Bahkan Majalah Forbes kembali mencatatkan namanya sebagai salah satu dari 1.645 pemilik kekayaan di atas US$1 miliar  untuk tahun 2014. Rachmat berada di peringkat 973 dalam daftar tahunan Forbes dengan capaian nilai harta sebesar US$ 1,85 miliar.

Namun di balik segala kesuksesannya ternyata, ada rasa minder yang menghinggapi pemilik Grup Triputra ini ketika membandingkan dirinya dengan Nadiem Makarim, Co-founder Go-jek. Dalam sebuah kesempatan acara Manajer Leader Summit yang digelar Intipesan di Djakarta Theater, mantan Presiden Direktur (Presdir) PT Astra International Tbk berbagi pemikirannya tentang membangun bisnis dan juga kekagumannya atas sosok Nadiem.

Berikut penuturan TP Rachmat yang disajikan dalam format bertutur

“Saya punya slide presentasi mungkin tidak secanggih pembicara lain, umur saya 73 tahun. Saya telah 48 tahun kerja, saya mulai 48 tahun lalu sebagai pegawai nomor 15 di Astra dan pegawai nomor satu di United Tractor. Sebagai orang yang paling tua, orang selalu tanya ke saya, ‘Pak, kalau saya bisa tanya satu nasihat, apa sih nasihatnya itu?’ Sebelum saya menjawab, saya ingin menerangkan beberapa hal.

Selama saya mengamati hidup saya,  banyak melihat perusahaan jatuh bangun. Tiba-tiba naik besoknya turun atau sebaliknya. Lalu saya mencoba mengobservasi apa sih sebenarnya yang bisa membuat sebuah organisasi bisa terus eksis dalam rentang waktu jang panjang.

Lalu saya lihat ada tiga organisasi yang telah berabad-abad sustainable. 
Lihat Agama Budha, mereka mulai didirikan oleh Sidharta Gautama sejak kurang lebih 2.600 tahun lalu, Kristen didirikan 200 tahun lalu, Islam 1.500 tahun lalu. Kenapa mereka sampai sekarang sustainable?
Pernah tidak ada yang memikirkan itu? 
Rasanya masih jarang. Lalu apa yang mereka punya sebagai kesamaan?

Menurut saya ada satu yaitu Believe dan Mission (baca: sense of mission)
Satu-satunya yang menyebabkan organisasi ini langgeng sampai sekarang berabad-abad, sebenarnya hanya sense of mission.

Menurut saya perusahaan juga sama, kalau kita bisa punya sense of mission, dari atas sampai ke bawah maka akan sustainable.

Lalu apa lagi kesamaannya? Baik Budha, Kristen, Islam sama-sama religious leader sebagai panutan. Istilahnya jika guru kencing berdiri murid kencing berlari. Dalam perusahaan juga sama, harus punya pemimpin-pemimpin yang memberikan contoh yang baik.

Dan terakhir, perusahaan juga harus punya ritual untuk mempertahankan eksistensinya.

Selama perusahaan itu ada believe, ada leader yang kasih contoh baik, dan punya ritual yang menguatkan kepercayaan maka akan langgeng.

Masuk di Astra sebagai pegawai 15, sekitar 15 tahun lalu saya membuat beberapa perusahaan sendiri, Triputra dan Adaro. Nah, yang saya lakukan di perusahaan saya sama. Di sana ada mission, leader, dan ritual. Misi di Triputra sangat sederhana, a bigger purpose, prosper with the nation.
Saya sendiri menyumbang banyak, saya kasih beasiswa 1.500 orang, saya memberikan yatim piatu sejumlah uang, saya bangun klinik kesehatan. Saya pikir saya telah melakukan banyak hal.

Sampai kemudian saya lihat Go-jek.  Go-jek dalam waktu 5 tahun bisa memberi pekerjaan pada 200.000 orang, tentunya saya bandingkan dengan apa yang saya lakukan dengan Nadiem lakukan. Seluruh pegawai saya berkisar 70.000 orang. Nadiem dalam waktu singkat 200.000 orang, akhirnya saya pikir siapa yang memberikan kontribusi paling besar dia atau saya. 

Nadiem memberikan kontribusi lebih besar dalam jangka waktu 5 tahun, dibanding saya yang 15 tahun.

• Jadi saya bilang ke anak-anak saya,  apa kontribusi terbesar yang akan kalian berikan ke bangsa. Bangun world class company, nah itu aja.

• Pengalaman saya di Astra mengajarkan bahwa bila perusahan tidak punya value system maka tidak akan kemana-mana.

• Value system itu tidak boleh hanya di mulut, harus di hati, apa yang diomongkan harus sama seperti yang dilakukan (baca: walk the talk).

• Jadi kalau ada orang menanyakan ke saya apa paling penting dalam hidup?
Apa itu perusahaan, apa itu negara, selalu saya katakan: “have a mission bigger than yourself. Kalian yang harus mencari mission kalian,”

source : http://swa.co.id/swa/trends/kala-tp-rachmat-minder-dengan-nadiem-makarim

khairunnas anfa’uhum linnas
Sebaik2nya manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama

Sepotong Ilmu

3C! – Cingcai | Cengli | Cuan

Saya ingin sharing mengenai problem besar dari pertanian Indonesia dari sudut pandang saya tidak menjaga kualitas atau bingung untuk menjual kualitas yang tidak layak jual demi keuntungan. Padahal menjaga kualitas itu adalah hal terpenting. Selama saya bantu petani, pembelian pertama selalu bagus, pembelian ke dua kualitas downgrade. Hingga 20% yang tidak bisa saya jual karena berusaha menjaga kualitas terbaik, hingga kita berani refund untuk barang yang tidak sesuai. Saya biasanya sharing prinsip dari sudut pandang muslim, kali ini izinkan saya untuk menceritakan prinsip yang baik di gunakan oleh banyak orang terutama sering di gunakan orang China.

Prinsip 3C! – Cingcai | Cengli | Cuan
Cengli, artinya dalam menjalankan sesuatu, kita harus fair dan berkarakter. Karena hal ini akan membentuk reputasi, Kalau orang mengenal kita sebagai orang yang fair dan berkarakter, mereka akan sangat ingin berrelasi dan berbisnis dengan kita.

Cincai, bisa diartikan flexibel dan generous. Karena, sikap yg flexibel dan dermawan membuat kita menjadi pilihan utama relasi kita untuk berbisnis dan berpartner. Dan umumnya kalau kita “cincai” kepada orang lain, mereka akan cenderung “cincai” sama kita.

Cuan, yg berarti untung, ini harus menjadi yg nomer terakhir karena kalau 2 faktor sebelumnya tidak menjadi fondasi, faktor yg satu ini akan menjadi rapuh dan tidak sustainable.

Jadi pelajaran berharga yg didapatkan adalah :

Pertama, perbaiki karakter, jadilah orang yg mempunyai karakter yg baik. 
Kedua, jadilah org yg generous. Jika kita terlalu hitungan, kemungkinan rekan kita akan menjadi itungan dengan kita. Generousity tidak hanya direspone dengan generousity tetapi juga memupuk nama baik di dunia pertemanan yg kecil ini dimana reputasi buruk akan menyebar dengan lebih cepat di bandingkan reputasi baik. Utamakan memberi terlebih dahulu sebelum mencari keuntungan.

Ketiga, usahakan dalam melakukan segala sesuatu didasarkan win-win. Janganlah serakah dalam mencari untung karena partner hingga user akan mengingat dan akan lebih berhati-hati dengan kita dikemudian hari.

3 kriteria ini pun sangat bermanfaat untuk memilih partner bisnis 🙏

Sepotong Ilmu

Mitsui Group

Hari ini saya banyak belajar tentang Japan dan tersadar blog ini sudah tidak pernah ada update, akan saya coba rapikan kembali untuk berbagi cerita, ada satu perusahaan yang saya lihat sampai ke akar-akarnya.

Mitsui Group 
三井グループ

Founded 1876; 143 years ago
(foundation of Mitsui & Co.)

Total aset: $106,7 juta
Kantor Pusat: Tokyo, Jepang
Pendiri: Tatsuzo Minakami
Jumlah karyawan: 6.006

Dan Perusahaan ini banyak megang kendali di produk-produk yang kita sering temui. 

Beberapa diantaranya Toshiba, Sony, Toyota, Yamaha Dll. Entah bagaimana caranya Mitsui Group bisa megang kendali, namun yang tidak kita sadari saat ini adalah bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Negara) yang diakusisi / merger besama salah satu bank terbesar di Japan yakni Sumitomo Mitsui Banking Corporation yang juga merupakan group dari Mitsui Group!

Bank yang perputaran uang pensiunan Indonesia ini 97.34% sahamnya di miliki Sumitomo Mitsui Banking Corporation, 1.02% BNI, 0.15% BCA, 0.32% public dan sisanya saham treasuri.

Apa kabar Indonesia? Semoga selalu baik-baik saja.

sumber :
https://www.btpn.com/pdf/investor/shareholders-composition-and-group-organizational-structure/03—struktur-usaha-bank-per-maret-2019-bilingual-1-.pdf?fbclid=IwAR0nEG5MiPftOXmyZ2iQGnBsAekkK264F03g8bFEeg4B6hCFBsoCFrMePMg

Pelajaran Sepotong Ilmu

Belajar dari permainan Japan!

Piala Dunia! Dimana pemain terbaik dunia berkumpul, saya bukan orang yang selalu nonton bola tapi kali ini saya banyak belajar dari permainan hebat di 16 besar, terutama permainan Japan vs Belgium. Terkesima dengan banyak team hebat yang selalu di anggap akan menang namun harus pulang kampung duluan! Disana saya belajar bahwa dinamika permainan susah di tebak dan rasa pantang menyerah yang luar biasa sangat terlihat dengan jelas dan mejadi salah satu modal untuk bisa berlaga,semua pertandingan di piala dunia serasa final dan terkesan menjadi pertandingan terakhir. Semua berusaha habis-habisan bersikeras memberikan yang terbaik! Japan di awal babak kedua unggul 2-0 untuk Belgium. Saya sudah kagum bahwa Japan sangat bersemangat dan pantang menyerah hingga bisa mencetak 2 gol. Tapi ternyata ada sifat yang luar biasa dari Belgium bahwa selama pertandingan belum selesai maka masih banyak peluang yang bisa terjadi, rasa pantang menyerah, berusaha dan tidak mengeluh terlihat jelas di mental pertandingan. Ternyata benar Belgium bisa menyamakan kedudukan di 15 menit terakhir, dan yang lebih mengagumkan Belgium mengejar ketinggalannya di 10 detik waktu yang tersisa. Pada akhirnya Beligium yang memenangkan pertandingan 3-2. Ternyata ada hal yang menarik lainnya yang bisa dijadikan pelajaran terkait permainan juga kebiasaan orang Japan. Dari suporter yang selalu mengambil kembali sampahnya ketika selesai pertandingan, dan para team Japan membersihkan ruangan ganti dan meninggalkan pesan ‘Terimakasih dalam bahasa Japan”. Sebuah contoh, kebiasaan dan karakter yang luar biasa! Jepang layak mendapatkan rasa hormat.

Berikut foto-foto yang di ambil dari media thesun.co.uk

Tambahan cuplikan video yang juga menakjubkan :

Teringat kata-kata seseorang : ketika kita menghormati/bersyukur akan di berikan lebih, ketika mengeluh akan disibukan dengan keluhannya hingga fikiran berburuk sangka hingga lupa banyak yang harus di syukuri, ketika bersemangat pantang menyerah akan di berikan kejutan-kejutan yang menakjubkan.

Mental itu dibangun! Umur boleh bertambah, namun sudahkan kita pandai bersyukur atas kehidupan ini?

APS.

Pelajaran Sepotong Ilmu

Menyikapi masalah

Saya membuat voting di instagram untuk menerbitkan artikel, ternyata problem solver lebih banyak di pilih dibandingkan risk taker. Kedua hal tersebut sangat berkaitan, setiap diri kita pasti mempunyai problem dan pernah mengalami kebingungan antara sebuah pilihan, mau tidak mau harus mengambil keputusan yang tentunya di dasari banyak aspek penilaian. Sadar tidak sadar kita memang tidak asing dengan kedua hal ini, bahkan tugas kita selama ini adalah menyelesaikan masalah. Kadang kita akan kebingungan untuk menyelesaikan masalah dengan hati yang tidak tenang (kepanikan). Kunci menyelesaikan masalah adalah ketenangan, jangan tergesa-gesa, perlu waktu yang tepat setelah meminta petunjuk. Permasalahan sederhana tidak akan pernah kembali menjadi sederhana ketika mulai banyak pihak yang terlibat. Apabila sudah seperti ini, pikiran akan lebih terpengaruh kepada saran dan masukan orang lain dibandingkan percaya kepada dirinya sendiri, padahal yang jauh lebih memahami permasalahan adalah diri kita sendiri, sebaiknya jika kelak kita mempunyai masalah dapat diselesaikan baik-baik sebelum keterlibatan orang lain mulai menambah beban masalah. Salah satu contohnya adalah keluhan customer saya karena terlalu lama menunggu respon, client tidak tenang karena merasa tidak ada kejelasan, sehingga customer saya membicararakan permasalahan ini di media sosial dan berujung  menjadi lebih kompleks kepada kita karena yang awalnya masalah tersebut bisa di selesaikan dengan cepat namun faktanya membuat lebih lama dan menjadi bahan ocehan orang lain yang berpendapat hanya melihat sisi negatifnya saja.

Semua hal tersebut banyak faktor, tidak hanya bisa di salahkan satu pihak saja, ada juga yang ‘meminta bantuan’ tapi berujung marah atau bisa saja hal tersebut adalah kesalahan user sendiri?

Menyelesaikan masalah setiap hari adalah pekerjaan harian saya, menyelesaikan masalah customer, menyelesaikan masalah internal, menyelesaikan masalah kordinasi team. Belum lagi menyelesaikan masalah ‘aku dan kamu :)’

Kebetulan minggu lalu saya dihadapi banyak masalah dan saya harus ujian di waktu yang bersamaan. Saya harus maintenance server juga sambil mengerjakan soal ujian. Saya bisa mengerjakan dengan multitasking, hanya saja waktu yang tidak terselesaikan. Ujian Sertifikasi saya mengocek $600 untuk retake harus bayar kembali $300.

Candidate Name: Alfian Pamungkas Sakawiguna

Test Date: October 01, 2017 10:46:07 PM

Score: 98 / 150 (65%)

Saya ingat dengan jelas… waktu tepat 00:36:28 lagi dan saya baru menjawab 80 soal. ‘Question 80 of 150’ Apabila benar 7 soal lagi saya bisa lulus.

Banyak kepanikan terjadi, dan karena waktu yang tidak tepat. Kita tidak bisa menghindari permasalahan dan ujian kehidupan, tapi tentunya kita bisa belajar tenang untuk menghadapi semuanya. Kadang kala kita perlu tarik ulur seperti layangan dan hembusan angin. Tentunya kita harus percaya bahwa setiap masalah pasti mempunyai banyak solusi.

Setiap diri kita adalah risk taker dan juga problem solver, semoga kita selalu di mudahkan untuk menyelesaikan segala permasalahan yang kita hadapi. Orang yang dalam proses mengejar hal yang diimpikannya pasti akan menghadapi kebingungan dalam memilih; keraguan mengambil resiko saat mengambil keputusan. Seperti sebuah tes yang memang harus dilalui. Karena memang ingin saja tidak cukup, harus dibuktikan seberapa keras dan besar keinginan untuk meraihnya.

Luruskan niat, sempurnakan ikhtiar, sabar menerima hasilnya.

Setiap orang termasuk kita adalah super hero sejati, yang saya sebut SABAR-MAN!

Pelajaran Sepotong Ilmu

Sabr ?

Sabr means patience. It means exercising patience during trials, little or big, and it means remaining calm during anxiety.

Many times in the Quran, Allah (ta’ala) speaks of the patient and the reward that they will receive for being patient. The Quran talks about beautiful patience as a mark of a true believer.

“So be patient with gracious patience.” (Quran 70:5)

Unfortunately, many times, people equate sabr with complacency. They take it that since the Quran and Hadith of the Messenger of Allah (SAW) preach patience, that whenever anything happens to them, they should just sit, watch, wallow in misery and hope for better days.

This is not what Sabr is. Sabr is patience, but it does not mean that you cannot do anything.

Why Sabr is Not Complacency

Let’s look at the story of Prophet Nuh. He lived for over 900 years and spent a large part of his life calling his people to the path of Allah (ta’ala). All those centuries he spent propagating Islam, people derided him and did not listen.

Prophet Nuh (as) could have thrown his hands up and left them alone, after all, he had tried calling them several times. But no, he called them to the point where Allah (ta’ala)’s storm was about to hit.

Similarly with Prophet Muhammad (SAW), born and bred in Makkah but couldn’t get many of his people to accept the message of Islam. He left for Madinah and came back years later after the conquest of Makkah. He didn’t just leave Makkah and forget about them, he prayed for them and actively tried to bring them to the light till he was successful.

Many of the lives of the Prophets are a true demonstration of sabr in the face of trials to their own selves, their families, their tribe, etc. But during all these trials, one thing remains constant-  the Prophets and Messengers continued to work. They never folded their hands and resigned to fate.

If Sabr is not you folding your hands and accepting defeat, what then is Sabr?

  • Sabr is reliance upon, and trust in Allah (ta’ala). It is a firm belief that only He can remove your trials, and only he can bring you relief
  • Sabr is having hope for a greater reward. When a lady complained of her epilepsy condition to the Prophet (SAW), he advised her to be patient, in the hopes of a greater reward from her Lord
  • Sabr is obedience. It is Prophet Musa (AS) leading his people away from Pharaoh even when he did not yet understand how their escape will happen
  • Sabr is accepting the decree of Allah (ta’ala)  when he chooses to take your spouse, child or parents early. It is understanding that only Him has the knowledge of the unseen and knows what is best for us.

All of these do not mean complacency. When we are complacent with our sabr, that’s when we do the following:

Face trials without seeking the help of Allah (ta’ala).

No one can overcome their trials on their own, so not asking our Rabb for help is a sign that we have thrown up our hands.

Stop Praying

When you are at the lowest, when you feel the saddest, that is when you should pray more. We become complacent when we stop praying because we are going through difficulties.

Fail to Seek Help

To Allah (ta’ala) belongs all the help that we need, but there are certain things that we can do to help ourselves. For example, when you fall sick, it is a trial for you, but you can’t wait for Allah (ta’ala) to take this trial away without seeking medical attention. You have to find a cure for your ailment, while at the same time pray to your Creator for good health.

How to Practice Sabr

“Never a believer is stricken with a discomfort, an illness, an anxiety, a grief or mental worry or even the pricking of a thorn but Allah will expiate his sins on account of his patience”. (Riyad us-Saliheen)

Sabr is a characteristic of a good believer. It is a sign that a person understands their Deen and it shows their belief in Allah (ta’ala). There are infinite ways for us to practice sabr in our everyday lives, but if you want to understand how to practice sabr, take a look at the following:

Show Gratitude

Gratitude is a form of sabr, and it is one of the best things we can do especially at the first strike of calamity. If someone just died in your arms, put your head on the ground and make a Sajdah of gratitude to show Allah (ta’ala) that even though this hurts, you are grateful to be tested.

When Prophet Muhammad (SAW) lost his son, Ibraaheem, he said: “The eye weeps and the heart grieves, but we say only what our Lord is pleased with, and we are grieved for you, Ibrahim.” (Sunan Abi Dawud)

Seek Forgiveness

Sometimes, our trials can be overcome by seeking forgiveness, even if they were not as a result of any sins that we have committed. Don’t throw your hands up in despair, make tawbah and seek forgiveness.

Be patient

Sabr is patience, and there is no other way to practice it wholly than to be patient. It may seem like a trial is unending, but only patience can bring us through to a successful end.

“Indeed, Allah is with the patient.” (Quran 8:46)

Remember Allah (ta’ala) When It Hurts

When you feel like nothing’s going right, when you miss your loved ones who have passed away, when you feel anguish over the sadness in your heart, remember Allah. Make Dua, recite some Adhkar, read the Quran and keep your tongue moist with the remembrance of Allah (ta’ala).

Sabr in Islam is not about waiting for miracles to happen in our lives, and it is not about feeling hopeless and powerless with our situation. It is about being patient with reliance on Allah (ta’ala).

“Whosoever would be patient, Allah will give him patience, and no one is granted a gift better and more comprehensive than patience”. (Riyad us-Saliheen)

Get Through Hard Times With Patience :

Kata Mereka Klasik Mimpi Pelajaran Sepotong Ilmu

Mental Bekerja

Dalam 6 bulan terakhir saya lebih banyak belajar dalam hal management, hampir setiap hari saya harus pergi meeting bersama client ataupun partner di luar kota. Setiap orang yang melihat saya beberapa kali katanya badan semakin kurus harus segera nyari pendamping hidup (setiap meeting selalu di tawarin akhwat) #iniserius xD. Itu semua karena IDCloudHost terlalu cepat menjadi besar. Bulan kemarin saya merencanakan di bulan ini menambah 1 server, nyatanya harus nambah 2, dan itupun masih kurang. Kalau ada transaksi besar wajarnya orang senang dan bersyukur. Saya kadang malah pengen balikin aja uangnya 🙁 Syukurnya masih di berikan kekuatan untuk terus berikhtiar dan juga terus berusaha belajar.

*saya berharap curhatan ini dapat di jadikan pelajaran untuk siapapun.

Katanya team idcloudhost adalah orang-orang yang luar biasa dan selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik, karena saat awal pendirian niat saya ingin membuat lapangan pekerjaan dan bisa membantu banyak orang go online dengan layanan yang amazing (halah pencitraan, tapi memang itu tujuannya hehe). Bagaimana caranya? Saya sendiri belajar dari 0, jika kita ingat semua orang di dunia ini pasti belajar dari 0 termasuk pendiri perusahaan-perusahaan yang selalu menjadi idola banyak orang. Segala sesuatunya kami usahakan sebaik mungkin untuk terus memperbaiki dan berkembang ke arah yang lebih baik. Saya ingat 3 bulan lalu membuka open recruitment ternyata total pendaftar hampir 100 dalam waktu 1 hari, kala itu membuka kesempatan untuk bagian customer support dan system administrator. Ternyata banyak sekali yang memerlukan pekerjaan, rata-rata pendaftar adalah fresh graduate S1 ada juga yang posisinya sedang ngantor. Padahal ga pernah buat kriteria seperti : minimal S1 blabla. Namun faktanya seperti ini.

2 Bulan terahir saya ingin sekali membantu alumni siswa SMK untuk bisa belajar menjadi customer service, dengan alasan dari sisi keluarga memang harus di bantu, dan juga 1 kecamatan dengan saya. Lebih ke hati karena ingin membantu, tidak mempunyai skill dalam IT tidak jadi suatu masalah yang penting ada kemauan. Padahal saya sendiri bisa di bilang tidak membutuhkannya karena bisa ngambil dari 100 pendaftar yang bahkan lebih qualified. Saya informasikan di awal bahwa ‘awal-awal jika belajar pasti akan susah, apalagi dunia baru buat teman-teman. Kuncinya hanya satu berusaha belajar sebaik mungkin. Karena saya sendiri dulu jadi CS dan tidak ada yang mengajari apalagi jika saya harus bertanya bingung harus bertanya kemana, disini teman-teman lebih beruntung di mudahkan banyak sekali orang yang bisa di tanya (CS Senior) bahkan bisa bertanya kepada saya setiap saat. Ketiga orang ini mengatakan ‘Iya akan berusaha’ pokoknya meyakinkan. Walau saya sendiri sudah tau hal tersebut tidak meyakinkan apalagi dengan mental yang seadanya’ 🙂 Dalam proses belajar teman-teman akan mendapatkan gaji, laptop baru dan juga uang makan yang di jamin. Alhamdulillah segala janji bisa saya tepati, bahkan kata ibu tetangga ada yang curhat salah satunya bahwa kerja disini enak ga susah dan bisa ngirim uang ke mamah di desa dengan angka yang cukup besar #katanyabegitu. Ya karena memang saya sendiri menyiapkan mereka untuk beberapa bulan kedepan dan tetap berfikir mereka dalam tahap belajar sampai akhir tahun, sampai cara penulisan bahasa Indonesiapun perlu di ajarkan, cukup memerlukan waktu lebih mengajarinya. Tapi ternyata salah satu di antara mereka ada yang mengundurkan diri setelah apa yang saya berikan (waktu) mengajari sepenuhnya dengan segala kesabaran dan pengorbanan yang menurut saya waktu tersebut bisa di gunakan hal yang lebih penting. Tapi saya sudah sepakat kepada diri saya untuk jangan pernah mengeluh dan juga jangan pernah ketergantungan kepada siapapun, harus ikhlas mengajari dan menjalaninya. yang terpenting saya sudah mengingatkan harus belajar apa, dan harus seperti apa. Apabila ada salah, saya mengoreksi dan berikan peringatan, syukurnya hal tersebut sudah saya lakukan. Ketika keluar awalnya tidak bilang akan keluar, hanya bilang ingin pulang. Ya karena disini penuh kebebasan saya izinkan pulang. Tapi ternyata tidak kembali lagi, sayapun dapat kabar setelah mendapatkan kabar dari pihak lain terlebih dahulu, sehingga ketika dia meminta izin keluar sepanjang lembaran kertas saya hanya menjawab :

Waalaikumsalam, iya sama-sama.

Jahat? Mungkin iya, tapi saya sendiri sudah menginformasikan sejak dulu bahwa jika ada permasalahan mohon di diskusikan, harus ada keterbukaan di antara kita semua. Okelah, dan ternyata saat ini setelah bilang, dia menyesal sudah meninggalkan kesempatan belajar ini hanya karena ‘nafsu’ atau ‘mental’ yang belum siap.

Setelah di telusuri ternyata permasalahannya bukan dalam pekerjaan dan juga bukan tentang idcloudhost. Hanya karena sebuah kecemburan pada rekan kerja.

1 Minggu kemudian, hal yang sama setelah di berikan peringatan akhirnya menyerah alasannya karena tidak sanggup dan ‘takut’ (yang ini laptopnya malah belum di berikan)

Padahal masih dalam proses pembelajaran

PR buat para guru, untuk terus menguatkan mental siswanya terutama dalam hal remedial, mungkin karena belum pernah di remedial atau ngulang kalkulus 1 semester. #ehh.

Segala sesuatu akan terseleksi dengan sendirinya, maka dari itu saya setuju bahwa team IDCloudHost isinya orang-orang yang luar biasa. 🙂

Banyak cerita yang bisa saya ceritakan namun hal ini penting untuk di ungkapkan karena bisa menjadikan pelajaran untuk semua orang terutama yang akan bekerja dan juga membangun lapangan pekerjaan.

Terimakasih sudah membaca, semoga segala sesuatunya di mudahkan 🙂

Mimpi Pelajaran Sepotong Ilmu

Sukses?

Banyak yang selalu bertanya mengenai definisi sukses dan menggap saya telah sukses lebih awal, mungkin itu hanya perasaan saja karena saat ini saya masih menapaki anak tangga ikhtiar yang ntah sejauh apa. Membayangkan hasil pun masih tertutup kabut awan. 😀

Sukses menurut saya adalah saat kita mampu mempersembahkan pengabdian terbaik di mana pun kita berada, semuanya akan terlihat dari keikhlasan serta kemuliaan akhlak yang di ungkapkan.

Kesuksesan kita adalah ketika mampu mempersembahkan yang terbaik dari hidup ini untuk kemaslahatan umat. ‘rahmatan lil alamin’ Kita sukses saat telah menjadi rahmat bagi sekitar kita.

Dengan begitu, siapa pun bisa menjadi orang yang sukses. Selama kita bekerja dengan baik dan benar, serta berakhlak mulia dialah orang sukses.

Kesuksesan sebenarnya adalah bagaimana agar dalam setiap hembusan napas kita senantiasa menjadi rahmat bagi sekitar kita. Kedatangan kita selalu membawa kebaikan dan senantiasa membuat orang lain tersenyum, dan kepergian kita ditangisi setiap orang karena sang pahlawan telah pergi, tidak meninggalkan luka dan kesulitan bagi siapa pun.

Qoutes :

khairunnas anfa’uhum linnas (Hadits) – Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.

Try not to become a man of success, rather become a man of value (Albert Einstein)

Hidup ini adalah sebuah pilihan, untuk melakoni seadanya, atau bergerak menebar kasih sayang dan cinta, menyebarkan energi dalam diri kita, dan senantiasa berusaha menjadi berarti bagi semua.

Semangat!!

Kata Mereka Klasik Mimpi Pelajaran Sepotong Ilmu

Partner?

3 tahun yang lalu saya pernah mendirikan sebuah startup hosting bernama Night-hosting (sendirian) kemudian nambah orang-orang yang saat itu saya anggap bisa bergabung dalam startup, bisa di bilang orang-orang yang sangat qualified :D, seiringnya berjalan waktu perubaan nama menjadi Metroworld Host Saya lupa akan historynya kalau lihat dari testimonial situs dan sosmedya nama itu terlihat sudah cukup besar di forum/media sosial, mungkin terkenal karena harganya yang murah (terakhir saya jalan2 ke halaman facebooknya 6 bulan yang lalu) kalau sekarang saya kurang tau mungkin kualitasnya sudah lebih baik dari pada dulu, saya sarankan bagi yang penasaran bisa di coba saja.
berikut cerita perjalanan night host sampai metroworldhost (bukan saya yang menulis) :

7 bulan yang lalu saya memutuskan untuk keluar dari metroworldhost, Saya bukan orang yang keras kepala dan cukup hati-hati dalam mengambil keputusan, mengenai income sudah pasti cukup besar apabila di bandingkan beberapa tahun yang lalu saat saya sendirian, ketika saya memutuskan untuk keluar saya di anggap sebagai orang yang labil dan ga pake mikir dalam mengambil keputusan (wkwk). Padahal, saya tidak meminta apa-apa dan keluar begitu saja setelah izin untuk keluar (keadaan internal sudah tau bahwa saya keluar) kemudian saya hanya merubah status di social media dari bekerja menjadi tidak bekerja linknya :

Saya keluar dan sebelumnya tidak pernah terpikirkan untuk membangun yang baru, tapi saya dapat pesan dari seseorang cient saya yang isinya ‘mas Alfian kalau customer mas kenapa2 setelah mas alfian pindah gimana? bukannya tujuan mas alfi membangun startup ini untuk memudahkan orang lain dan membuat client nyaman?’ jleb rasanya. Ada beberapa orang yang mengirim pesan serupa dan menjadikan saya terdorong membuat hal yang baru.

Ketika saya keluar hak akses saya langsung di hapus begitu saja, akun paypal (atas nama KTP saya) di rubah (saya sudah tidak pernah mengaksesnya lagi, mencari tahupun tak pernah karena balancenya cuman $200 ya ikhlaskan saja, lagian mungkin itu milik MWH)

Beberapa minggu kemudian saya mulai startup baru sendirian. Setelah setup billing area saya ingat bahwa saya masih mempunyai database startup lama (tidak ada aturan saya tidak boleh menggunakan database perusaahaan kan?) lagian dulu juga saya sendiri yang setup whmcsnya mengenai email, serta invoicenya. Disana saya menggunakan database tersebut untuk kemudahan dan mempercepat setup dan saya melakukan penghapusan service client (karena ingin mengosongkan isinya, takut jadi masalah) ternyata APInya masih nyantol dengan server startup lama, alhasil ternyata saya menghapus VPS juga dong. Saya ga sadar sama sekali, karena tidak ada notice penghapusan. Tiba-tiba beberapa minggu kemudian ada teman saya dari startup lama yang mengajak bertemu, dia bilang sih ada proyekan dari kampus yang berada di Jakarta mengenai cloud computing, lagian saya ingin silaturahmi dan menyelesaikan semuanya, seperti tandatangan surat pengunduran diri.

Tiba-tiba di akhir pembicaraan dia menunjukkan surat laporan dari metro jaya bahwa dia sebagai korban dan saya pelakunya. (tahan, jangan dulu ketawa), dia menceritakan bahwa keterpaksaan untuk melapor polisi karena (tuntutan client) it’s okay ga jadi masalah sama sekali buat saya. Dia menceritakan dan mengaku kaget bahwa polisi menemukan bukti seorang alfian pelakunya. Polisi menemukan bukti dengan mengakses cloudflare dan cloudflare tersebut atas nama alfian. Jadi langsung menyimpulkan bahwa yang hack adalah alfian. (saya mikir keras, polisi bisa buka cloudflare ‘hah? ga salah tuh? (wajah saya masih keep calm)’) saya ingat-ingat lagi password cloudflare saya memang belum berubah, jadi yang liat pastinya yang melapor, haduh mas situ yang melapor kok, kenapa pura-pura kaget polisi yang menemukan nama saya.‪#‎pencitraanmasakini‬. Tak hanya di sana, dia bilang polisi lagi butuh duit jadinya ga bisa di cancel pelaporan ini. wkwk (silahkan tertawa) ya begitulah, saya orangnya cuekan jadinya ga di tanggapi, terus mereka cape sendiri (saya di suruh bikin surat permintaan maaf, saya lakukan) ga tau nih ga jelas sekarang masalahnay gimana. Kalau lanjut ke pengadilan, manteup banget tuh, biar sama-sama ribet toh itu konsekuensi telah melapor dan tidak di lakukan secara kekeluargaan. Apalagi teamnya ada yang dari kalimantan, kan asyik tuh doi jadi bolak balik jakarta cuman buat sidang. Padahal metro belum punya bendera kekuatan hukum. bayangkan saja wkwkwwk.

Saya sih biasa saja menanggapi orang-orang seperti itu, dia minta tolongpun saya masih membantunya. Akun yang belum saya serahkan ketika di minta maka saya pasti berikan Berjalannya waktu, ternyata ada yang ingin bergabung dalam mengembangkan startup yang saya buat. Awalnya saya sendiri saja, ketika sudah menemukan partner maka saya usahakan bahwa proses legalitas perusahaan dengan kekuatan hukum, jadilah PT. Cloud Hosting Indonesia. Pembelajaran berharga bagi temen-temen semua dalam pertemanan, dan juga proses legalitas. Jangan mudah percaya untuk membeli kepada yang belum mempunyai kekuatan hukum, kalau mereka kabur gimana? Bisa saja tidak bertanggung jawab, ya kalau misalnya saya hapus dengan sengaja service2 startup lama saya, saya ga bisa di salahin sama client, client mengeluhpun akan percuma karena negara tidak akan membantu. So yang masih punya service di tempat yang belum mempunyai badan hukum, mending pastikan dahulu tempatnya bisa di tuntut (apabila ada terjadi hal yang tidak di inginkan) dan mau bertanggung jawab atas hak-hak yang seharusnya di berikan.

Oke ternyata sudah panjang, Alhamdulillah saat ini startup saya cukup berjalan dengan baik, dan banyak sekali yang harus di pikirkan ketimbang membuat artikel ini (hehe) Oh ternyata permasalahan tak cukup disanaa untuk saya, saya kira orang-orang lama tidak akan mengusik saya lagi. Ternyata ada yang menarik perhatian public lagi :  ga tau deh itu siapa dan maksudnya seperti apa, yang jelas teman-teman saya banyak yang memberi tahu hal itu.
Sedikit informasi saja no hp saya : awalnya 857 akhirnya 585 dan nama saya Alfian Pamungkas Sakawiguna
Di status tersebut deskripsinya : ‘Guys, paypal kita di hack lagi nih, upps, ada namanya.’ di gambar Al dan akhirnya guna, agak mirip dengan no hp saya, dan nama saya banget nih Saya disana cukup gerah sampai-sampai saya mau meluangkan waktu untuk menulis sepanjang ini 🙂

Saya masih ingat ada akun email r__@metroworld.co.id yang masih nyantol sama google apps saya, Saya lampirkan di komentar, karena saya agak panas, jadi saya ingin sekali menghapus akun tersebut, sebelum saya hapus saya resset password untuk membuka dahulu dan melihat orderan dari envanto. Ternyata Envanto tersebut di order oleh email dari do@mwh.asia kemudian pake nama saya. Loh loh (siapa yang daftarin) jaman saya disana ga ada email dengan do@mwh.asia saya aja baru tau ada email do@mwh.asia ketia meliat envanto di email r__@metroworld.co.id. Ada yang kena hack dan ada nama yang mirip saya.
wallahualam bisawab

Semoga cerita singkat ini bisa menjadi pelajaran bagi teman-teman 😀
Semoga bermanfaat 🙂

Fiksi Klasik Sepotong Ilmu

Bukan tentang pernikahan

Assalammualaikum…

Halo, apa kabar? 🙂 🙂 sudah lama sekali tidak menyapa disini. Kali ini saya meluangkan waktu untuk menulis artikel mengenai cinta? emm bukan… bukan… Mungkin pernikahan ya. Saya rasa bukan juga. Ya begitulah.

Ini hanya tulisan yang ingin saya baca di lain waktu.

*oh ya tadi sebetulnya saya sudah menulis di offline dan sudah selesai, saya hanya lupa menyimpannya. (hehe)* ujian nulis biar semangat nulis terus mungkin ya :). Okay langsung saja dari pada ga jadi terbit xixi.

“Dan orang-orang yang belum mampu untuk menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya sampai Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 33).

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. [QS Al Mu’minuun: 5 – 7]

Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kamu yang mempunyai kemampuan hendaklah segera menikah, karena nikah itu lebih menundukkan mata dan lebih menjaga kehormatan diri. Dan barangsiapa yang belum mampu hendakanya berpuasa, karena puasa itu dapat membentenginya” [Muttafaq ‘Alaih]

Pada hadits tadi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dua hal kepada kita, yaitu :

  1. Segera menikah bagi yang mampu.
  2. Meredam nafsu dengan melakukan puasa bagi orang yang belum mampu menikah, sebab puasa itu dapat melemahkan godaan dan bisikan syetan.

Tak hanya disana, saya juga membaca tulisan ini : Maka hendaklah kita, wahai pemuda, beretika dengan etika agama dan bersungguh-sungguh di dalam berupaya memelihara kehormatan diri kita dengan nikah syar’i sekalipun harus dengan berhutang atau meminjam dana. InsyaAllah, Dia akan memberimu kecukupan untuk melunasinya.

Mungkin tulisan-tulisan di atas sudah cukup untuk menyamakan persepsi kita, sebelum menulis ini saya mencoba memposisikan diri sebagai ikhwan yang akan segera menikah dan juga memposisikan sebagai akhwat. Apabila tidak rasional mohon maaf karena saya tetep ikhwan. B|

Pertanyaannya cukup simpel : Kenapa saya harus menikah dengan anda?

Oke saya coba menebak jawabannya : karena kita saling mencintai? -halah- | karena kita sejalan, kita saling percaya, kita saling memahami, kita ingin membangun rumah tangga bersama. Blabla silahkan tambahkan sendiri.

Lantas, seandainya pilihan saya itu bukan anda, apakah tidak ada lelaki lain yang bisa anda percaya? | tentu ada, bahkan jauh lebih baikpun banyak, atau mungkin anda akan menjawab Allah adalah perencana yang amat hebat, Allah maha adil, tidak ada yang perlu kita risaukan, serahkan kepadanya menganai takdir. Sepakat?

Apabila kita sadar mengenai hak dan kewajiban kita di dunia ini. Ruh kita pun bukan milik kita sendiri, kita benar-benar tidak mempunyai apapun. Kewajiban kita bisa di jabarkan dengan : ‘khairunnas anfauhum linnas’. Memanfaatkan dalam semua kesempatan. Pernikahan itu bukan antara siapa dengan siapanya. Ilmu kita sangat mempengaruhi personalitas. Saya rasa pernikahan tidak ada kata pesimis, cukup dasar yang kuat insyaAllah bisa merajut rumah tangga dan bisa saling membentuk apa yang terbaik untuk diri kita sendiri. So… Tak perlu risau, tak perlu mencari, akan ada waktunya kelak.

Percayalah kamu akan selalu berusaha mencintai apa yang kamu punya. Layaknya gadget pribadi untuk terus kita syukuri apa yang kita punya.

Oh ya, kenapa hati ini terus mencintai dia, padahal dia sudah berkeluarga? | Saya akui itu benar-benar rasa cinta. Namun kita lupa akan ‘Iffah *menahan. Memang tidak salah, namun rasa bahagia tidak harus kau bersama dia bukan? Apabila kita benar-benar mencintai sesuatu saya sangat yakin harapan kita akan mendoakan semoga dia bisa bahagia dengan apa yang dia miliki saat ini, Dia bahagia, kita pasti akan ikut bahagia. Suatu mitos?

Tidak.

Kamu pernah beramal? memberikan sepasang baju yang kita senangi dan selalu kita pakai, ada orang yang membutuhkan dan baju tersebut terlihat lebih cocok di kenakannya?

Apakah kamu akan senang melihatnya? 🙂

Keikhlasan itu memang luar biasa, kita hanya perlu ikhlas ridho lillahi ta’ala

Kita hanya perlu percaya bahwa semua akan indah pada waktunya apabila kita selalu ikhtiar. Bukan indah pada waktunya dengan berdiam diri, seperti kamu bermain dadu dan mengharapkan sebuah angka saja. 🙂

Siapapun dari sesiapa punya harapan tentang siapa, namun siap-siaplah. Jangan sampai hanya berharap tanpa bekal dan perjuangan. Semakin besar perjuanganmu dan kesabaranmu, menunjukkan semakin kamu menghargai harapanmu sendiri dan menghargai dia yang kamu harapkan.

Banyak yang mengira after-marriage itu indah saja, Salah besar. Saya yakin ujiannya akan lebih banyak. Tapi tentu saja penyembuhnya lebih available dibandingkan saat sendiri. Tentunya semua itu apabila di-manage sesuai syariah, bakal berpahala besar, bisa punya anak shaleh dan juga berprestasi siapa yang tidak senang 🙂

Sudah jelas bukan, saat ini kita harus mempersiapkan apa? 🙂

Di tulis oleh Alfian dengan penuh rasa syukur.

Semoga bermanfaat 🙂

Salam silaturahmi.